Hawa gunung itu kian menggigilkan…
Kami berjalan sambil bergandengan tangan…
Kugenggam jemarinya yang indah…
Pelukan dan candanya menghangatkanku…

Kami mendaki gunung itu dengan perlahan…
Seakan waktupun terhenti…
Akhirnya ujung pendakian itu tiba…
Pada lembah nan indah dengan hamparan pohon jambu…

Pohon jambu batu itu sering kujalin…
Hingga batang dan rantingnya membuat bentukan yang unik…
Kamipun berpelukan erat pada sebuah bangku kayu…
Sambil memandang sudut lembah yang dipenuhi bunga biru…

Kami berbagi khayal tentang cinta…
Kami berpagut dalam gelora asmara…
Kami berharap saat itu tak pernah sirna…
Kami adalah insan yang saling mendamba…

Jurang dilembah itu amat menakjubkan…
Penuh dengan batu luar biasa indah bentukan alam…
Kueratkan pelukanku seakan enggan berpisah…
Tatapan mata beningnya membuatku terlena di lembah bunga biru…

Ratusan Purnama telah berlalu…
Kudatangi lembah kenangan itu…
Waktu telah merusak keindahannya…
Tapi harum aroma tubuhnya masih ada…

Semua bunga biru sudah musnah…
Lembah itu dikotori sampah dunia…
Disudut kenangan itu aku masih berharap…
Ada dirinya dengan kuntum bunga biru menantiku…

Pada suatu masa di lembah itu…

Dua puluh tiga november tahun sembilan…