Category: Uncategorized


Stasiun Penantian…

Kilatan kilatan itu berlalu amat cepat…

Aku berdiri terpukau menatap cahayanya…

Kian pendar bayangku menyatu dalam sinar yang menyilaukan…

Waktu terus berjalan dengan amat Dahsyat…

Stasiun itu tetap menemani Penantianku…

Membunuh waktu dengan mencumbu akalku…

Menyesuaikan dengan perasaannya…

Bercengkrama dengan pola pikirnya yang membingungkan…

 

Aku bergegas dalam kegundahan yang kian dalam…

Dengan beban yang membutakan…

Dengan  keinginan yang tak kumengerti…

Hingga aku terhempas kian dalam…

Dalam gulita dentaman dentaman itu menggugahku…

Mencoba menyeret langkah yang limbung…

Kumerenung dalam persinggahan bisu itu…

Ingin kubenamkan tubuhku dalam Cahayanya…

Hingga waktu yang tertinggal hanya sekejap…

Membekas dalam estalase yang menggiurkan…

Setiap saat membius dan menghancurkan…

Tapi semuanya menyadarkanku dalam Ma’rifat…

Stasiun terakhir kian dekat…

Terdengar kidungnya dalam Kalbu…

Berkumandang gemanya dayu merayu…

Perlahan menuntunku melalui kelembutan Ikhlas…

Aku Pasti segera kesana ya… Rabb…

Menagih janjimu tentang Nirwana…

Desember 2011

Mashar Rhamadhan…

Terbangun pada geliat fajar dengan hati seringan awan…
Menikmati hirup rhamadhan dengan rasa syukur yang dalam…
Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta…
Pada hari baru yang penuh sinar pengampunan… 

Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada…
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari…
Dan sebuah nyanyian kesyukuran terpahat pada senyuman…

kerana batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang

Aku bergerak diam-diamDari balik kebiruan cakrawala…
Untuk mengayunkan sinar keperakan buihku…
Ke pangkuan keemasan pasirnya…
Dan kami berpadu dalam alunan terindah…

Biarkan aku terbaring dalam lelapku…
karena jiwa ini telah dirasuki cinta…
Cinta pada Rab ku.. yang bergelimang kemulyaan…
Wahai engkau sang maha pengasih dan maha pengampun…

Yang akan mempermainkan jutaan tirani…
Yang akan memusnahkan ribuan penghamba petaka…
Yang akan membuka semua tabir rahasia manusia…
mengangkat derajat kaum terhina dan menistakan semua para pendusta…

Wahai para pengecut yang selalu menghindar kerana takut…
Dengan dalih sejuta sabar padahal imanmu ciut…
Dengan raut wajah keruhmu engkau selalu berdendang…
Dengan kidung para penghasut yang kian tambun menjijikkan… 

Takkan kutukar semua lapar dahaga demi kebahagiaan sementara…
Semoga setitik air menyucikan hatiku untuk bersujud padamu… ya Rabb…
Memberiku pemahaman tentang rahasia kehidupan yang tersembunyi…
Semoga mashar mashar itu segera terbuka…

Dan… Rhamadhan adalah Pintu Suci yang terbuka…

Masih adakah sisa waktu kita…

Jakarta… 15 Rhamadhan…

Elang Perkasa…

Elang Perkasa mengepakkan sayapnya mengitari macapada …
Matanya tajam menghujam menembus jantung kalbu…
Disibakkan helai bulunya menghalau embun yang kian menggigilkan…
Dicarinya sarang hangat yang pernah ia jalin dengan paruhnya…

Pada puncak gunung tanpa matahari…
Pada lembah biru yang kian indah berkilauan ….
Pada telaga bening yang ikannya selalu berceloteh riang…
Pada jahitan jahitan rindu yang terkulai sepanjang pantai …

Akhirnya ia berteriak dalam kegundahan …
Suaranya menggema pada setiap bongkah batu kerinduan…
Gaungnya terukir pada lelehan lembah kebimbangan…
Bayang tubuhnya mulai menutupi tebing terjal penantian…

Kepak sayapnya mulai melemah…
Ingin disandarkan tubuhnya pada pokok pohon beringin….
Ingin disebranginya garis cakrawala nuansa duka…
Ingin diluncurkan tubuhnya pada elips Pelangi Cinta…

Tapi perjalanan ini takkan pernah berakhir …
Mimpi tentang ketentraman hati adalah musibah yang pasti…
Hingga ia hanya melayang diantara angin yang mengalir…
Ia hanya menjalankan Takdirnya yang telah tertulis nyata…

Sarang sarang itu sangat indah berkilauan…
Biarkan tetap sempurna tanpa harus menyentuhnya…  

Duapuluh Tujuh Januari 2010…

Pandangan Itu…

Sudut matanya menyapaku…
Kerling bola matanya menggodaku…
Kerjap kelopak matanya seakan mengajakku…
Akhirnya kusapa dan kugenggam tangan lembutnya…

Kami susuri pemandangan indah itu dengan senyum…
Menikmati suasana ini aku tak percaya berada dikota ini ….
Seakan kami memasuki dunia lain, dunia keajaiban…
Disini ada rindu yang penuh dengan Cinta …

Kami terbuai asmara, dia terkulai dalam senyum …
Suaranya lembutnya membuyarkan anganku …
Dia memang indah, dia jatuh Cinta…
Cinta yang salah tempat dan salah waktu…

Tapi apakah cinta pernah salah…
Cinta hanya memberi, tak pernah meminta ….
Cinta adalah rasa sayang tanpa bumbu nafsu…
Cinta itu tak akan pernah menyakiti…

Tatapan mata itu kian jernih …
Mata beningnya kian berbinar …
Mata itu bagai perca sinar berlian…
Tapi…Pandangan itu mulai berkabut, ia menangis…

Bagai Pelangi dimalam hari …
Cinta tak harus memiliki…tak harus menyakiti…  

Duapuluh empat januari tahun sepuluh…

Dunia terus menangis melihat keserakahan manusia …
Nafsu menguasai… merasuk hingga akal budi jadi buta….
Tubuhnya dikuras..dilubangi… hutannyanya diababat habis …
Hingga lumpur itu menyembur dan banjir bandang menghempas…

Digetarkan tubuhnya hingga tanah terbelah …
Dihembuskannya angin kegundahan hingga topan tercipta…
Dijalinnya gelombang hingga membentuk Tsunami kehancuran…
Dipanaskan oleh kemunafikan manusia Hingga gunung es-pun mencair…

Keindahan alam adalah anugrah sang pencipta…
Jangan pernah kita coba hancurkan dengan dendam amarah….
Kekayaan bumi adalah amanah bagi kesejahteraan manusia…
Jangan dikuras dengan kerakusan tak terpuaskan …

Rasa memiliki dan memelihara adalah sifat luhur budi…
Melakukan hal kecil bagi lingkungan lebih bermatabat…
Menjaga keseimbangan alam adalah amal yang tak pernah putus…
Mencintai itu adalah sifat yang utama…

Kita adalah kalifah dimuka Bumi …
Tegakkan ikhlas dan sabar sebagai Panutan…  

Sehingga Dunia akan bertahan lama pada porosnya...

Bintaro, januari 2010…

Bulan bersinar keemasan memberikan cahaya nan lembut …
Sungai keruh berwarna coklat menghanyutkan limbah penyakit….
Matahari bersinar putih keperakan memberikan kehangatan…
Lelehan hitam minyak mentah membuat roda ekonomi berputar…

Semua warna warni dunia amat indah …
Meski dibalik warna itu ada jutaan kisah tergambar…
Tapi itulah kehidupan pasti akan penuh warna…
Seberapa banyakpun kuas pelukis tak pernah bisa melukiskannya…

Kemarahan seakan luapan semua dendam amarah…
Biru langit bagai kanvas lukisan kisah kepasrahan….
Cinta putih membuat ketenangan dalam jiwa …
Tapi nafsu kadang menodai hingga kadang ia berubah kelabu …

Hijau nan menyejukkan menempel pada pucuk pinus…
Ungu yang menentramkan membalut kalbuku…
Jingga dicakrawala adalah gambaran hati yang merana…
Dimanakah cinta itu seharusnya bertakhta…

Sementara diri ini semakin kelabu kehitaman…

Kota itu digaris batas equator… 

17 januari 2010…

Ketika kita merasa Dunia dalam Genggaman…
Itulah awal kehancuran semua keikhlasan….
Karena ia maha tahu semua rahasia…
Dan ia tahu semua yang kita kerjakan…

Karena ialah yang menjadikan gelap dan terang…
Karena ialah yang menciptakan langit dan Bumi…
Seberapa besar tanganmu ingin menggenggam Dunia…
Seberapa besar mulutmu untuk menelan Nikmat alam fana…

Hingga keangkuhan adalah pakaian kemunafikanmu…
Bahkan ayat sucipun kaujadikan bahan tertawaan….
Padahal semua titipan itu hanya ujian Dunia …
Padahal semua anugrah itu amat sementara …

Maka sebelum masa itu tiba…
Dimana raga akan tumbang terhempas usia…
Masa dimana semua kehidupan akan musnah..
Dimana semua perbuatan harus dipertanggung jawabkan

Jadikanlah Iman sebagai kemudi kehidupan …
Ikhlas sebagai tiang layar penyangga angin ketakwaan….
Sujudmu akan menggerakan ombak mengajuh biduk tawakal…
Dzikirmu akan menerangi bintang menuntun arahmu…

Dan…

Genggaman sabar adalah pembuka utama…
Sedekah akan mensucikankan dan mengharumkan amalmu…
Sayangilah anak yatim dan Santuni fakir miskin …
Maka genggamanmu akan membuka gerbang menuju Nirwana..

Meski Mentari ditangan kanan dan Rembulan ditangan kiri…

Bintaro 11 januar1 2010

 

Perasaan itu amat menakjubkan…
Rasa itu anugrah…
Mengalir perlahan dengan lembut…
Rasa itu bagai candu keindahan…

Tapi bila rasa itu dipertanyakan…
Dengan timbangan untung rugi…
Dengaan ukuran rasa pengorbanan…
Maka perasaan itu akan mati tanpa makna…

Apabila nafsu menjadi Panglima…
Maka rasa itu akan musnah …
Tinggal kesedihan yang tersisa…
Tinggal kecewa tiada terkira…

Biarkan rasa tetap menjamah kita…
Biarkan rasa itu tetap suci…
Biarkan rasa itu berbaur dengan takdir…
Biarkan tetap menjadi legenda…

Hingga menjadi kidung buluh perindu…
Yang berkelana dalam kalbu setiap insan manusia…

Sepuluh Satu Duapuluh Sepuluh…

Kalau kamu marah… aku pasti Tertawa …
Karena marah itu tandanya perduli ….
Kalau kamu merajuk… aku pasti tersenyum…
Karena artinya kamu minta dimanja…

Kamu itu Macan… Manis juga cantik…
Tapi kamu tak pernah sadar …
Kamu selalu resah menghadapi hidup …
Padahal hidup ini amat sederhana …

Hidup adalah untaian benang Takdir…
Yang kadang digayuti permata keindahan ….
Kadang bersabuk duri penderitaan …
Tapi itu adalah pelengkap kehidupan…

Hidup ini amat singkat…
Mari mulai bercanda dengan duka …
Hingga sang duka putus asa dan merana…
Mari kita bercumbu dengan Penderitaan…
Hingga ia terkulai dan tertidur…

Pasti hidup kita akan penuh warna …
Menjelajahi dunia dengan Cinta….
Berkelana dalam Takdir mulia…
Dan.. Melayang menuju Nirwana…

Hidup adalah anugrah Fitrah Manusia…
Ikhlas dan Sabar adalah Pedoman utama …

Jakarta,7 Januari 2010

 

Garis senyum itu masih menawan …
Wajah itu tetap cantik merona ….
Pipimu tetap lembut menggoda…
Harum tubuhmu tetap mempesona…

Garis wajahmu bercerita amat banyak…
Tentang getirnya perjalanan hidup…
Kisahmu adalah perjuangan seorang ibu…
Alangkah tegarnya perjalanan seorang wanita…

Ingin kuusap penat deritamu dengan sedikit kasih…
Tapi serpihan duka itu amat lembut ….
Hingga tak tega untuk menggugahnya …
Padahal kasih itu pernah ada walau hanya sekilas…

Kupandangi duka itu dengan gundah…
Ingin kusandarkan lelahmu dalam pelukku …
Ingin kudekap hingga bisu tangismu terbuka…
Ingin kurasai lagi kelembutanmu hingga kautertidur…

Dengan lafaz itu kerinduan kuredam …
Hingga kutiupkan aroma ikhlas dalam sujudku….
Dengan sabarmu yang terus membuatku kagum…
Aku berharap duka itu akan sirna …

Hingga tawa renyahmu datang menyapaku…
Dengan kisah yang tak lagi sendu …
Bermanja bagai tenggelam dalam tirta…
Dan.. menagis dalam peluk manja yang dahulu…

Kisah dan kenangan itu tetap kuingat… 

Januari 2010