Tag Archive: P U I S I


Kepada Mimpi Itu…

Kepada mimpi itu aku terus bertanya…

Kenapa Musim penghujan menenggelamkan waktu…

Kenapa Sepi bercermin dalam riak yang terus mengaburkan…

Kenapa Titik hujan membentuk pusaran hasrat yang kian buram…

Kepada mimpi itu aku terus bertanya…

Kapan sinar terang rembulan itu datang…

Kapan gema itu mengembara di tiap sudut hati…

Kenapa arus itu kian deras menghanyutkannya…

Kepada mimpi itu aku terus bertanya…

Kenapa guratan guratanmu berlinang air mata…

Tapi mata batinku tak bisa lagi membaca kegundahan…

Mengapa Huruf huruf itu beterbangan dalam benak anganku…

Kepada mimpi itu aku bertanya…

Kenapa Kalam kalam silam itu teonggok dalam diam…

Mengapa anggukannya menghentikan raga untuk bicara…

Kenapa harus Kuulurkan tanganku menggengammu dalam buih arus…

Kepada mimipi itu aku selalu bertanya…

Kenapa Dalam tenggelam itu ada getar penuh suaranya…

Mengapa Dalam butir air itu ada sejuta kisah yang tak terungkap…

Kenapa Dalam lenguh kelelahan itu seluruh asa seakan menyatu…

Kepada mimpi itu aku berharap…

Biarkan aku terlelap dalam dekapannya yang hangat…

Sambil mebujukmu agar engkau tak pernah akan terjaga…

 

Akhir Oktober 2011…

 

R e d u p…


Waktu berhenti berputar beberapa saat…

Ketika tatapan itu dating menerjang dengan tiba-tba…

Mulutku terkunci Lidahku terbelenggu…

Hanya suara sapanya menggema dalam ruang waktu yang pernah ada…

 

Mantra mantra itu begitu sempurna, padahal hanya sebuah kata…

Tapi membuatku beku akan semua kesadaran yang tertata…

Kisah itu memang tak pernah sempurna…

Tapi tetap ada meski sudah kucoba untuk menghancurkannya…

 

Sekokoh apapun batu karang itu dia hancur oleh titik air…

Meski hati ini sudah membeku tapi getaran itu tak pernah sirna…

Parasnya tersenyum tatapannya mengembara…

Tutur katanya bagai gaung ditengah Rimba yang kukenal…

 

Ingin kumasuki hutan belantara itu,…

Kusesatkan langkahku kedalamnya…

Kutenggelamkan diriku dalam lautan Gundahnya…

Dan… Terbang mengembara beserta seluruh rasa cintanya…

 

Tapi tubuh ini terbenam dalam kubangan cinta lain yang kubuat…

Meski tak sempurna. Tapi itulah dunia nyata…

Yang terisi gelak tawa manusia manusia terkasih…

Atau Isak tangis rengek manja belahan jiwa…

 

Cinta tak pernah saling menyakiti…

Hanya terjangan air yang lembut…

Hanya hempasan angin yang sepoi…

Hanya guguran batu amarah yang kerikil…

 

 

Waktu berjalan Perlahan…

Perlahan wajah itu berpaling dengan senyum sempurnanya…

Air matanya tumpah, namun ia bahagia dalam pengertiannya…

Sekali lagi mungkin ia bersembunyi dalam kesakitannya…

 

Tapi dengan bekal kasih yang tulus, pasti ia Perkasa…

Dan Bayangan indah itu hilang dalam kabut…

 

Oktober 2011…

Kidung Mukjizat Malam…

Pada Dunia yang penuh khianat…
Pada saat semua Arca hancur dan Lautan mengering…
Tapi orang yang beriman dan berdzikir pasti selamat…
Dijaga Malaikat… Dikelilingi Bidadari…

Karena semua ruh rasul menyatu ditubuhku…
Hatiku Adam… Otakku Baginda Sis…
Bibirku Musa… Nafasku Nabi Isa…
Nabi Yakub mataku…. Yusuf Wajahku…
Nabi daud Suaraku… Nabi Sulaiman Kesaktianku…
Nabi Ibrahim Nyawaku… Idris di Rambutku…
Baginda Ali Kulitku… Darah dagingku Abu Bakar Umar…
Tulangku Baginda Usman… Sumsumku Fatimah yang mulia…
Siti Aminah kekuatan Badanku… Ayub Kin dalam ususku…
Nabi Nuh di Jantung… Nabi Yunus di Ototku…
Mataku Nabi Muhamad… Wajahku Rasul dipayungi Syareat Adam…
Semua Mukjizat Rasul… Menjadi Satu dalam Tubuhku…

Seluruh kejadian berawal dari ruh yang satu…
Kemudian berpendar cahayanya keseluruh Dunia…
Terimbas oleh dzatnya yang Agung…
Dan menjadi Penyembuh semua Penyakit Dunia…

Kidung Rumeksa ing Wengi…

Sunan Kalijaga.

J e n u h…

Aku jenuh…
Aku Bingung…
Aku lelah…
Aku Sakit…

Kehidupan…
Perjuangan…
Kesenangan…
Kesedihan…

Keimanan…
Kebenaran…
Takdir…
Kematian…

Terhidang…
Terhampar…
Tersaji…
Tanpa ada Fiqih…

Doktrin…
Dogma mati…
Tak pernah dengan kajian suci…
Semua hanya buah akal yang terpatri…

A K U  J E N U H…

Bintaro, Dua empat, Dua Belas…