Archive for August, 2011


Rhamadan Yang Menangis…

Rhamadhan kian tua…

Langitnya tak lagi bercahya…

Ia lelah mengelilingi dunia…

Membawa amanah malam seribu bulan…

Ditelusurinya rumah rumah Allah didunia…

Tapi tafakur itu tak pernah khusu…

Hanya berisi keluh kesah tanpa desah ikhlas…

Bersujud hanya ritual tanpa Hakekat …

Didatanginya pinggiran dunia…

Tempat nelayan berkelana dengan biduk ketentraman…

Tempat tafakur yang sempurna…

Yang dijumpai hanya tawa dan dentum bom air merusak terumbu karang…

 

Didakinya puncak gunung gunung pencakar nirwana…

Yang didapat hanya telapak dusta dan jejak angkuh pengelana…

Tangis itu bukan rasa syukur tapi hanya rasa pongah yang tertunda…

Dan kembali tangan tangan kotor itu menghancurkan puncak dunia…

Ia mencoba berpaling ketengah kota…

Mungkin dari hiruk pikuk ini manuasia mendapatkan Pencerahan…

Mungkin diantara maksiat dunia terdapat mutiara Marifat…

Mungkin dilumpur dosa ini intan pewrna surga…

Dilorong lorong itu hanya bencana….

Disetiap kelokan gang itu hanya maksiat nyata…

Digedung gedung itu hanya tempat berkumpulnya tipu daya…

Disetiap rumah rumah itu lafaz al Quran telah tiada…

Ia semakin kecewa…

Tapi disudut itu ia terkesima…

Ada seorang bocah tertunduk pasrah dan menerawang keangkasa…

Ah… itulah mungkin sang Auliya…

Dihampirinya dengan amnah yang akan ia tumpahkan…

Hatinya bungah karena amanat itu akan tersampaikan…

Tapi bocah itu mengais menengadah dan tersenyum,,,

Sang bocah sedang mencetak Narkoba…

Rhamadan itu menangis…

Melolong meraung dan gemanya membahana…

Sekali lagi Amanah itu tak pernah bisa disampaikan…

Palembang akhir Rhamadan 2011…

Para Pendosa…

Pada ruang yang dipinjamkan semesta, ditapakkan kakinya…

Pada tiap lorong lorong jalan yang dibayangi temaram lampu kota…

Yang selalu menawarkan kehangatan pada kelamin kelamin yang kelaparan…

Kemudian berlalu dengan meninggalkan jejak erang tertahan…

Lelaki menjadikan selongsong jiwa wanita berarti dan dibutuhkan…

Meski hanya satu lenguhan tapi harga dirinya telah ia tanamkan…

Padahal hanya imbalan dan bongkahan keringat yang dipertaruhkan…

Malam menutup aib cela dan  membenamkan rasa malu pada jurang bumi…

Angin kian basah meniupkan dosa dosa…

Malam selalu punya cara untuk menyimpan rahasia anak manusia…

Bagi mereka dunia dengan kenikmatannya menjadi kewajiban…

Tidak ada yang abadi kecuali nafsu yang menjadikannya budak setia…

Cinta hanya diciptakan untuk orang orang suci…

Yang menjunjung tinggi harga diri…

Cinta adalah tanda mata telah saling mengasihi…

Bukan untuk dijual tapi untuk dibagikan keindahannya…

Terang benderang semua langkah pencuri…

Dengan seragam dan pidato tentang keadilan yang merata…

Tapi kemudian tangannya merayap pada meja dengan timbunan harta…

Terbahak dengan tumpahan nafsu yang terekam nyata…

Siang bagi para pendosa ini menunjukkan wujud yang jelas…

Tentang Visi Misi dan Komisi yang pasti…

Harga diri adalah permainan politik kata yang bisa dicitrakan…

Sementara azas Lupa adalah dalil sempurna ketika semua terbuka nyata…

Para pendosa hanya beda kasta…

Mereka hanya binatang melata…

Yang bersembunyi diselangkangan dusta…

Rhamadhan 21 Agustus 2011