Pada ruang yang dipinjamkan semesta, ditapakkan kakinya…

Pada tiap lorong lorong jalan yang dibayangi temaram lampu kota…

Yang selalu menawarkan kehangatan pada kelamin kelamin yang kelaparan…

Kemudian berlalu dengan meninggalkan jejak erang tertahan…

Lelaki menjadikan selongsong jiwa wanita berarti dan dibutuhkan…

Meski hanya satu lenguhan tapi harga dirinya telah ia tanamkan…

Padahal hanya imbalan dan bongkahan keringat yang dipertaruhkan…

Malam menutup aib cela dan  membenamkan rasa malu pada jurang bumi…

Angin kian basah meniupkan dosa dosa…

Malam selalu punya cara untuk menyimpan rahasia anak manusia…

Bagi mereka dunia dengan kenikmatannya menjadi kewajiban…

Tidak ada yang abadi kecuali nafsu yang menjadikannya budak setia…

Cinta hanya diciptakan untuk orang orang suci…

Yang menjunjung tinggi harga diri…

Cinta adalah tanda mata telah saling mengasihi…

Bukan untuk dijual tapi untuk dibagikan keindahannya…

Terang benderang semua langkah pencuri…

Dengan seragam dan pidato tentang keadilan yang merata…

Tapi kemudian tangannya merayap pada meja dengan timbunan harta…

Terbahak dengan tumpahan nafsu yang terekam nyata…

Siang bagi para pendosa ini menunjukkan wujud yang jelas…

Tentang Visi Misi dan Komisi yang pasti…

Harga diri adalah permainan politik kata yang bisa dicitrakan…

Sementara azas Lupa adalah dalil sempurna ketika semua terbuka nyata…

Para pendosa hanya beda kasta…

Mereka hanya binatang melata…

Yang bersembunyi diselangkangan dusta…

Rhamadhan 21 Agustus 2011