Lelaki yang mengembara bersama malam…
Beristigfar memecahkan misteri kehidupan…
Didakinya gunung terjal penderitaan…
Dikayuhnya biduk nurani membelah samudra kemunafikan…

Pada kepasrahan jiwa ia percaya…
Dia bertasbih bukan karena takut adzab neraka…
Lantun dzikirnya bukan mengharap nikmat surgawi…
Dia hanya mengalirkan sungai keikhlasan…

Pedang tawakal adalah Panglimanya…
Bagai mengiawalnya menghadapi cobaan dunia…
Takbir menggema dalam aliran darahnya…
Karena ia merindukan bertemu kekasih yang dicintainya…

Kesucian adalah air mata dalam sujudnya…
Oh yang maha Perkasa…Peluklah aku dalam ridhomu…
Oh yang maha penyayang…berilah aku sedikit cintamu…
Oh yang maha Pengasih…jangan biarkan sesat langkahku…

Ingin dititipkannya roh pada sang Maha Agung…
Agar terjaga lidahnya…
Agar terasah pikirannya…
Agar barokah kiprahnya…

Ya Allah… Maafkan dosaku…dulu…sekarang dan yang akan datang…
Jadikan firmanmu pemandu jalanku…
Berikan padaku keteguhan iman…
Supaya fitrah ketika kembali kepelukanmu…

Sembilan belas Sebelas Sembilan…